Harus Curiga!

Memancing di empang galatama patin, salah satu kegiatan yang relatif sering saya tekuni belakangan ini. Kata “belakangan ini” untuk menunjukkan bahwa, sesungguhnya saya ini pemancing pemula. Mengapa menjadi gemar memancing patin?

Sensasi strike-nya relatif paling te-o-pe dibanding ikan jenis lain. Setidaknya, kalau saya bandingkan dengan memancing galatama emas. Yang mirip-mirip sadis ngacirnya, adalah memancing galatama bawal. Tapi entahlah, patin kok rasanya lebih seru.

Bisa jadi karena secara kebetulan, tak jauh dari rumah saya di bilangan Cimanggis, Depok, terdapat beberapa empang galatama patin, sehingga tidak harus jauh-jauh. Jika males berkendara, bisa naik ojek, jika rada tidak males, bisa bawa sepeda motor, jika hujan terpaksa bawa mobil.

Sebagai pemancing “malas”, saya malas sekali meracik umpan. Hal paling praktis menurut saya adalah mendatangi kolam pemancingan dan mencari cady atau kenek yang sudah tersedia. Dialah yang berperan meramu umpan, sekaligus mendampingi saya selama memancing.

Jika mendapat cady yang bagus, bukan tidak mungkin kita mendapat ramuan umpan yang yahud, dan bolak-balik strike. Bahkan, cady yang bagus, tak segan-segan memberi komando kapan harus waspada, kapan harus mengencangkan kenur, dan kapan harus menggentak joran.

“Pokoknya, kalau mancing patin, harus selalu curiga, om!” kata seorang cady, suatu hari.

Maksud dia adalah, jangan ragu-ragu menggentak joran jika kenur naik. Nah, yang jadi persoalan adalah, ada kalanya (dan ini sering saya alami) menggentak joran, tanpa hasil. “Tidak apa-apa om… tampoy ajaaaa,” ujar si cady menyemangati. Apa itu “tampoy”? Ternyata maksudnya adalah “tampol”, “sikat” atau “gentak”….. hmmm… ada-ada saja.

Dari pengalaman yang belum banyak, karakter makan ikan patin tidak bisa dikatakan sama. Ada kalanya, kenur tiba-tiba menegang, bahkan ngacir hingga rel berderit…. Bahkan beberapa kali pengalaman, karena ‘meleng’ joran kecebur kolam diseret patin sialan.

Kali lain, kenur naik sedikit-sedikit…. belum selesai mengencangkan kenur, tiba-tiba sreeeeetttttt…. ngacir! Tapi ada kalanya juga, kenur hanya ketarik sedikit-sedikit, si cady sudah mengagetkan, “Tampoy!!!!” Dan benar, ketika saya gentak, terasa berat, tanda umpan dimakan.

Di kesempatan lain, kenur tiba-tiba kendor secara mengagetkan. Digulung tetap kendor, digulung, tetap kendor, si cady lagi-lagi berteriak, “Ada oooom!!! Tampooooyyyy…..” Eh, ternyata memang ada! Ketika belum habis berpikir tentang pola makan yang aneh, si cady (tanpa ditanya) menjelaskan, “Itu namanya ikan makan mundur, om….”

Sejak itu pula, beberapa koreksi total saya lakukan. Pertama, mengganti kenur dengan ukuran 0,30 dan 0.32. Kemudian mengganti steger ganda (depan-belakang) menjadi steger tunggal (cady saya menyebutnya: steger galau….). Steger ini benar-benar mantap. Biarpun kita meleng, dan sengacir apa pun ikan membetot umpan kita, joran tidak bakal kecemplung!

Dan koreksi yang penting adalah, “menghidupkan semangat curiga!”. Kenur gerak dikit…. tampoy! Kenur ngacir…. gentak! Kanur mengendor tiba-tiba… sikaaat! Hasilnya? Urusan belakangan. Ada ikannya ya sukur, tidak ada ikannya, yaaaa…. lempar umpan baru! Gitu aja kok repot!

Belakangan, melihat saya yang jadi amat pencuriga, entah karena capek ngganti-ngganti umpan terus, si cady pelan berkata, “Nanti kalau sudah lama, om akan tahu. mana kenur ketarik karena dimakan, dan mana kenur naik karena ketabrak ikan. Kalau sudah tahu, lama-lama makin berkurang gentakan kosong, atau gentakan yang mengakibatkan mata kail kesangkut badan atau ekor patin…..” (roso daras)

 

3 comments on “Harus Curiga!

  1. alie berkata:

    Mantap posting Nya Bosss….:) makasih Banyak Atas Saran Dan Tips Nya Ya boss Jempol Dech hehe,…..

  2. firdaus berkata:

    thank’s atas tips ya…sangat berguna…….good tips

  3. danil berkata:

    thanks udah berbagi pengalamanya

Tinggalkan komentar