Engkau Jauh, Aku Dekat…

ikan pinterMasih tentang memancing galatama, khususnya galatama patin. Ada saja hal baru (setidaknya baru saya ketahui) dari serentetan aktivitas mancing galatama patin. Dalam beberapa kesempatan memancing, peran caddy (bagi pemancing pemula seperti saya), memang sangat besar.

Misalnya dalam hal meramu atau meracik umpan. Terlebih bahwa umpan memegang peran yang cukup penting dalam keberhasilan memancing. Salah meramu umpan, terancam gagal mancing. Sebaliknya, tepat dalam meracik umpan, jaminan lengan pegal-pegal karena seringnya strike.

Masih soal umpan, seorang teman mancing saya, sebut saja Pak Gotik, bisa saya katakan sebagai pemancing mandiri. Kalaupun dia memerlukan bantuan caddy, lebih kepada fungsi nyerok ikan, melepas mata kail, dan memasangkan umpan. Pak Gotik ini selalu membawa sedikitnya tiga jenis ramuan umpan (sagu). Sekilan pernah saya lihat, ada yang warna merah (muda), kuning (mendekati krem), dan putih.

Dia seorang pegawai swasta. Belajar meracik umpan atas masukan berbagai sumber. “Saya googling di internet, tanya-tanya para caddy senior, dan tanya-tanya juga sama para penjual umpan,” ujarnya dalam suatu perbincangan usai mancing. Bukan hanya itu, dia juga mengaku mempelajari jenis air (empang). Tingkat kebasa-an air, juga menentukan jenis umpan yang paten untuk digunakan. “Bisa kita lihat dari warna air, bisa pula kita ketahui dari ada atau tidak-adanya saluran pembuangan air. Empang dengan saluran pembuangan yang baik, dan empang yang tanpa dukungan sirkulasi air, memilik tingkat basa yang berbeda,” ujarnya pula.

Masih banyak dia bertutur mengenai detail memancing galatama. Mulai dari joran, ril, senar, umpan, jenis air, kedalaman empang, dan tipilkal memancing di empang tersebut. “Saya memancing di mana-mana. Selalu saja saya jumpai atmosfer yang berbeda. Jenis pemancing di satu empang dan empang lain, ada yang mirip, tetapi ada yang berbeda sama sekali,” katanya seraya menambahkan, “ada yang suka usil. Mencampur zat tertentu pada pelet bom dan melemparnya dengan pura-pura salah lapak, kemudian menariknya kembali dengan sentakan kasar. Itu dia lagi usil. Menjatuhkan bom di lapak kita, sehingga ikan-ikan di jalur lapak kita jadi enggan makan.”

Pak Gotik selalu membawa garam di tas mancingnya. “Kalau ada yang usil, saya aduk garam pada pelet bom, dan segera menjatuhkannya di lapak saya. Dengan begitu, kadar basa di sekitar jalur lapak saya menjadi netral kembali. Ini kan ilmiah… menyangkut sifat garam yang menetralkan,” sambung pak Gotik membeberkan kiat mancingnya.

Menurutnya, kalau kita beberapa kali memancing di satu empang yang sama, segera kita akan ketahui taksiran jumlah ikan. “Kalau umpan lempar jauh dimakan, lempar deket dimakan, dan senar selalu bergerak ketabrak ikan, dapat kita pastikan jumlah ikan di empang itu cukup banyak,” katanya. Kita tinggal memutuskan titik mana yang mau kita jadikan “meja makan”. Jatuhkan terus umpan di titik tadi. Dalam beberapa kali lemparan, maka pelet bom akan tersebar di sekitar titik itu, dan ini bisa menahan ikan tidak lari jauh dari titik kita. Selanjutnya, kita tinggal memancingnya “di meja” yang tepat.

Dalam kesempatan lain, saya memperhatikan, di awal-awal start memancing, caddy sering melempar umpan dan menariknya kembali secara kasar, dengan tujuan menjatuhkan pelet bom di titik yang dia mau. Dia lakukan itu beberapa kali. Kemudian dia menarik mundur titik menjadi setengah jarak lemparan. Di titik itu dia juga melakukan hal yang sama. Ketika iseng saya tanya, dia menjawab, “Kita lihat saja… kalau sebelah kita memancing jauh, kita memancing dekat saja. Sebaliknya kalau pemancing sebelah kita memancing dekat, kita lempar umpan jauh,” katanya.

Ada beberapa keuntungan dari pola “engkau jauh…aku dekat” tadi. Dalam beberapa ramuan umpan, ada yang memang bertolak belakang. Jika umpan kita “kalah” dari umpan pemancing sebelah, maka jika kita memancing pada titik yang sama (sama-sama jauh atau sama-sama dekat), maka dipastikan ikan akan terseret ke aroma pemancing sebelah. Nah, dengan menghindari kesamaan titik lempar umpan, maka akan memperbesar kans umpan kita dimakan, sekalipun secara racikan (biasanya menyangkut aroma), kita kalah.

Hmmm… itulah kiranya, hakikat “engkau jauh-aku dekat” dalam memancing….. Ck…ck…ck…. (roso daras)

1 comments on “Engkau Jauh, Aku Dekat…

  1. hadilaksono berkata:

    Maksih banyak atas pelajaran’x pak gotik ya, pasti saya coba trik jitu ni

Tinggalkan komentar